DEFINISI KEPEMIMPINAN
Apakah arti kepemimpinan? Menurut sejarah, masa “kepemimpinan”
muncul pada abad 18. Ada beberapa pengertian kepemimpinan, antara lain:
1. George R. Terry (yang dikutip dari Sutarto, 1998 : 17)
Kepemimpinan
adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
2. Ordway Tead (1929)
Kepemimpinan sebagai perpaduan perangai yang memungkinkan seseorang mampu mendorong pihak lain menyelesaikan tugasnya.
3. Rauch & Behling (1984)
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktifitas-aktifitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.
4. Katz & Kahn (1978)
Kepemimpinan
adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada, dan berada
diatas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin
organisasi.
5. Hemhill & Coon (1995)
Kepemimpinan
adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktifitas-aktifitas
suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goal).
6. William G.Scott (1962)
Kepemimpinan
adalah sebagai proses mempengaruhi kegiatan yang diorganisir dalam
kelompok di dalam usahanya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.
7. Stephen J.Carrol & Henry L.Tosj (1977)
Kepemimpinan
adalah proses mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan apa yang
kamu inginkan dari mereka untuk mengerjakannya.
8. Dr. Thomas Gordon “ Group Centered Leadership”. A way of releasing creative power of groups.
Kepemimpinan
dapat dikonsepsualisasikan sebagai suatu interaksi antara seseorang
dengan suatu kelompok, tepatnya antara seorang dengan anggota-anggota
kelompok setiap peserta didalam interaksi memainkan peranan dan dengan
cara-cara tertentu peranan itu harus dipilah-pilahkan dari suatu dengan
yang lain. Dasar pemilihan merupakan soal pengaruh, pemimpin
mempengaruhi dan orang lain dipengaruhi.
9. Tannenbaum, Weschler,& Massarik (1961)
Kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi, yang dijalankan dalam situasi tertentu,
serta diarahkan melalui proses komunikasi, kearah pencapaian satu atau
beberapa tujuan tertentu.
10. P. Pigors (1935)
Kepemimpinan
adalah suatu proses saling mendorong melalui keberhasilan interaksi
dari perbedaan perbedaan individu, mengontrol daya manusia dalam
mengejar tujuan bersama.
11. Kartini Kartono (1994 : 48)
Kepemimpinan
itu sifatnya spesifik, khas, diperlukan bagi satu situasi khusus. Sebab
dalam suatu kelompok yang melakukan aktivitas¬aktivitas tertentu, dan
mempunyai suatu tujuan serta peralatan¬peralatan yang khusus. Pemimpin
kelompok dengan ciri-ciri karakteristik itu merupakan fungsi dari
situasi khusus.
12. G. U. Cleeton dan C.W Mason (1934)
Kepemimpinan
menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai hasil
melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan
penggunaan kekuasaan.
13. Locke & Associates (1997)
Kepemimpinan
dapat didefinisikan sebagai proses membujuk (inducing) orang-orang lain
untuk mengambil langkah menuju sasaran bersama .
14. John W. Gardner (1990)
Kepimpinan
sebagai proses Pemujukan di mana individu-individu meransang
kumpulannya meneruskan objektif yang ditetapkan oleh pemimpin dan
dikongsi bersama oleh pemimpin dan pengikutnya.
15. Theo Haiman & William G.Scott (1974)
Kepemimpinan adalah proses orang-orang diarahkan ,dipimpin, dan dipengaruhi dalam pemilihan dan pencapaian tujuan.
16. Duben (1954)
Kepemimpinan adalah aktifitas para pemegang kekuasaan dan membuat keputusan.
17. F.A.Nigro(1965)
Inti kepemimpinan adalah mempengaruhi kegiatan orang-orang lain.
18. Reed (1976)
Kepimpinan adalah cara mempengaruhi tingkah laku manusia supaya perjuangan itu dapat dilaksanakan mengikut kehendak pemimpin.
19. G.L.Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan
adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai tujuan
organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap
individu.
20. James M. Black (1961)
Kepemimpinan
adalah kemampuan yang sanggup meyakinkan orang lain supaya bekerjasama
dibawah pimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.
21. Harold Koontz (1989)
Pengaruh,
seni,atau proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka akan berusaha
mencapai tujuan kelompok dengan kemauan dan antusiasme.
22. R.K. Merton “ The Social Nature of Leadership”, American Journal of Nuns, 1969.
Kepemimpinan
sebagai suatu hubungan antar pribadi dalam mana pihak lain mengadakan
penyesuaian karena mereka berkeinginan untuk itu, bukannya karena mereka
harus berbuat demikian.
23. P. Pigors “Ledearship and Domination”
Kepemimpinan
adalah suatu proses saling mendorong yang mengontrol daya manusia dalam
mengejar tujuan bersama, melalui interaksi yang berhasil dari
perbedaan-perbedaan individual.
24. Keth Davis “Human Relations at Work”
Kepemimpinan sebagai faktor manusiawi yang mengikat suatu kelompok menjadi satu dengan memotivasinya kearah tujuan-tujuan.
25. Ordway Tead “ The Technigue of Creative Leadershif in Human Nature and Management”.
Kepemimpinan
sebagai kombinasi perangai-perangai yang memungkinkan seseorang mampu
mendorong orang-orang lain untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu.
26. E.S. Bogardus “Leader and Leadership”.
Kepemimpinan sebagai kepribadian yang beraksi dalam kondisi-kondisi kelompok.
Tidak
saja kepemimpinan itu suatu kepribadian dan suatu gejala kelompok; ia
juga merupakan suatu proses sosial yang melibatkan sejumlah orang dalam
kontak mental dalam mana seseorang mendominasi orang-orang lain.
27. F.I. Munson “ The Management of Man”.
Kepemimpinan
sebagai kemampuan/kesanggupan untuk menangani atau menggarap
orang-orang sedemikian rupa untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya
dengan sekecilnya mungkin pergesekan dan sebesar-besarnya (sebesar
mungkin) kerja sama.
28. C.M. Bundel “Is Leadership losing its importance ?”
Kepemimpinan
seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk mengerjakan
apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
29. W.G. Bennis “Leadership Theory and Administration Behavior”
Kepemimpinan sebagai proses dengan mana pemimpin mendorong, mempengaruhi bawahan untuk berprilaku seperti yang dikehendaki.
30. J.B. NASH “Leadership”
Kepemimpinan mencakup kegiatan mempengaruhi perubahan dalam perbuatan orang-orang.
31. Ordway Tead “ The Art of Leadership”
Kepemimpinan sebagai kegiatan mempengaruhi orang-orang untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan yang dikehendaki.
32. H.H. Jennings “Leadership – a dynamic redefinition”, Journal Education School, 1944.
Kepemimpinan
muncul sebagai suatu hasil interaksi yang melibatkan prilaku yang
memuat seseorang terangkat keperanan sebagai pemimpin oleh
individu-individu lain.
33. J.K. Hemphill- Dalam “ The Leader and his Group”.
Kepemimpinan adalah perilaku seorang individu sementara ia terlibat dalam pengerahan kegiatan-kegiatan kelompok.
- Dalam “ A Propossed Theory of leadership in small groups; Technical report”.
Memimpin
berarti terlibat dalam suatu tindakan memulai pembentukan struktur
dalam interaksi sebagai bagian dari proses pemecahan masalah-masalah
bersama.
34. R. C. Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan
sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi, dan
mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
35. C. Schenk “Leadership” : Infantry Journal. 1928.
Kepemimpinan
adalah manajemen mengenal manusia dengan jalan persuasi dan inspirasi
dan bukannya dengan pengarahan atau semacamnya, atau ancaman, paksaan
yang terselubung.
36. C.V. Cleeton & C.W. Mason “Executive Ability its Discovery and Development"
Kepemimpinan
menunjukkan kemampuan mempengaruhi orang-orang dalam mencapai
hasil-hasil melalui himbauan emosional dan bukannya melalui penggunaan
kekerasan/wewenang.
37. N. Copeland “Psychology and the Soldier”
Kepemimpinan
adalah seni perlakuan terhadap manusia. Ini adalah seni mempengaruhi
sejumlah orang dengan persuasi atau dengan teladan untuk mengikuti
serangkaian tindakan.
38. H. Kootz & O’ Donnel “ Principles of Management”
Kepemimpinan adalah kegiatan mempersuasi orang-orang untuk bekerjasama dalam pencapaian suatu tujuan bersama.
39. C. K. Warriner “ Leadership in the small Group”, American Journal Soc, 1955
Kepemimpinan
sebagai suatu bentuk hubungan diantara orang-orang, dimana mengharuskan
seseorang atau lebih bertindak sesuai dengan permintaan pihak lain.
40. H. Gerth & C.W. Mills “Character and Social Structure”
Kepemimpinan
dalam arti luas adalah suatu hubungan antara pemimpin dan yang dipimpin
dalam mana pemimpin lebih banyak mempengaruhi dari pada dipengaruhi;
disebabkan karena pemimpin menghendaki yang dipimpin berbuat seperti dia
dan tidak berbuat lain yang dimaui sendiri.
41. R. M. Bellows “Creative Leadership”
Kepemimpinan
sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga
anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan
bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.
42. Ralp M. Stogdill (1950)
Is
the process of influencing group activities toward goal setting and
goal achievement (proses mempengaruhi kegiatan kelompok, menuju kearah
penentuan tujuan dan mencapai tujuan).
43. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam
situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai
satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik,
1961, 24).
44. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin
pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared
Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
45. Kepemimpinan adalah suatu proses yang
mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan
bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).
46. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.
47. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi
arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan
kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques,
1990, 281).
Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa
kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu
maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari
orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam
kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.
PENGERTIAN PEMIMPIN
Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti
bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan
hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah
seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan
mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa
menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang
aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan
memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara,
Page 23).
TUGAS DAN PERAN PEMIMPIN
Menurut James A.F Stonen, tugas utama seorang pemimpin adalah:
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk bekerja dengan orang lain,
salah satu dengan atasannya, staf, teman sekerja atau atasan lain dalam
organisasi sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan mempertanggungjawabkan (akuntabilitas).
Seorang pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas menjalankan
tugas, mengadakan evaluasi, untuk mencapai outcome yang terbaik.
Pemimpin bertanggung jawab untuk kesuksesan stafnya tanpa kegagalan.
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan prioritas
Proses kepemimpinan dibatasi sumber, jadi pemimpin harus dapat
menyusun tugas dengan mendahulukan prioritas. Dalam upaya pencapaian
tujuan pemimpin harus dapat mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu secara efektif,dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan konseptual
Seorang pemimpin harus menjadi seorang pemikir yang analitis dan
konseptual. Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan akurat.
Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh pekerjaan menjadi lebih jelas
dan kaitannya dengan pekerjaan lain.
5. Manajer adalah seorang mediator
Konflik selalu terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh karena
itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat
Seorang pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan kompromi. Sebagai
seorang diplomat, seorang pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit
Seorang pemimpin harus dapat memecahkan masalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi, dan negosiator
PRINSIP- PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN
Prinsip, sebagai paradigma terdiri dari beberapa ide utama
berdasarkan motivasi pribadi dan sikap serta mempunyai pengaruh yang
kuat untuk membangun dirinya atau organisasi. Menurut Stephen R. Covey (1997),
prinsip adalah bagian dari suatu kondisi, realisasi dan konsekuensi.
Mungkin prinsip menciptakan kepercayaan dan berjalan sebagai sebuah
kompas/petunjuk yang tidak dapat dirubah. Prinsip merupakan suatu pusat
atau sumber utama sistem pendukung kehidupan yang ditampilkan dengan 4
dimensi seperti; keselamatan, bimbingan, sikap yang bijaksana, dan
kekuatan. Karakteristik seorang pemimpin didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R. Covey) sebagai berikut:
1. Seorang yang belajar seumur hidup
Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi juga diluar sekolah.
Contohnya, belajar melalui membaca, menulis, observasi, dan mendengar.
Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk sebagai sumber belajar.
2. Berorientasi pada pelayanan
Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani, sebab prinsip
pemimpin dengan prinsip melayani berdasarkan karir sebagai tujuan utama.
Dalam memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih berprinsip pada
pelayanan yang baik.
3. Membawa energi yang positif
Setiap orang mempunyai energi dan semangat. Menggunakan energi yang
positif didasarkan pada keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan
orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif untuk membangun hubungan
baik. Seorang pemimpin harus dapat dan mau bekerja untuk jangka waktu
yang lama dan kondisi tidak ditentukan. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat menunjukkan energi yang positif, seperti ;
a. Percaya pada orang lain
Seorang pemimpin mempercayai orang lain termasuk staf bawahannya,
sehingga mereka mempunyai motivasi dan mempertahankan pekerjaan yang
baik. Oleh karena itu, kepercayaan harus diikuti dengan kepedulian.
b. Keseimbangan dalam kehidupan
Seorang pemimpin harus dapat menyeimbangkan tugasnya. Berorientasi
kepada prinsip kemanusiaan dan keseimbangan diri antara kerja dan olah
raga, istirahat dan rekreasi. Keseimbangan juga berarti seimbang antara
kehidupan dunia dan akherat.
c. Melihat kehidupan sebagai tantangan
Kata ‘tantangan’ sering di interpretasikan negatif. Dalam hal ini
tantangan berarti kemampuan untuk menikmati hidup dan segala
konsekuensinya. Sebab kehidupan adalah suatu tantangan yang dibutuhkan,
mempunyai rasa aman yang datang dari dalam diri sendiri. Rasa aman
tergantung pada inisiatif, ketrampilan, kreatifitas, kemauan,
keberanian, dinamisasi dan kebebasan.
d. Sinergi
Orang yang berprinsip senantiasa hidup dalam sinergi dan satu katalis
perubahan. Mereka selalu mengatasi kelemahannya sendiri dan lainnya.
Sinergi adalah kerja kelompok dan memberi keuntungan kedua belah pihak.
Menurut The New Brolier Webster International Dictionary, Sinergi adalah
satu kerja kelompok, yang mana memberi hasil lebih efektif dari pada
bekerja secara perorangan. Seorang pemimpin harus dapat bersinergis
dengan setiap orang atasan, staf, teman sekerja.
e. Latihan mengembangkan diri sendiri
Seorang pemimpin harus dapat memperbaharui diri sendiri untuk
mencapai keberhasilan yang tinggi. Jadi dia tidak hanya berorientasi
pada proses. Proses daalam mengembangkan diri terdiri dari beberapa
komponen yang berhubungan dengan:
(1) pemahaman materi
(2) memperluas
materi melalui belajar dan pengalaman
(3) mengajar materi kepada orang
lain
(4) mengaplikasikan prinsip-prinsip
(5) memonitoring hasil
(6)
merefleksikan kepada hasil
(7) menambahkan pengetahuan baru yang
diperlukan materi
(8) pemahaman baru; dan
(9) kembali menjadi diri
sendiri lagi
Mencapai kepemimpinan yang berprinsip tidaklah mudah, karena beberapa
kendala dalam bentuk kebiasaan buruk, misalnya:
(1) kemauan dan
keinginan sepihak
(2) kebanggaan dan penolakan; dan
(3) ambisi pribadi
Untuk mengatasi hal tersebut, memerlukan latihan dan pengalaman yang
terus-menerus. Latihan dan pengalaman sangat penting untuk mendapatkan
perspektif baru yang dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan.
Hukum alam tidak dapat dihindari dalam proses pengembangan pribadi.
Perkembangan intelektual seseorang seringkali lebih cepat dibanding
perkembangan emosinya. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mencapai
keseimbangan diantara keduanya, sehingga akan menjadi faktor pengendali
dalam kemampuan intelektual. Pelatihan emosional dimulai dari belajar
mendengar. Mendengarkan berarti sabar, membuka diri, dan berkeinginan
memahami orang lain. Latihan ini tidak dapat dipaksakan. Langkah
melatih pendengaran adalah bertanya, memberi alasan, memberi
penghargaan, mengancam dan mendorong. Dalam proses melatih tersebut,
seseorang memerlukan pengontrolan diri, diikuti dengan memenuhi
keinginan orang.
Mengembangkan kekuatan pribadi akan lebih menguntungkan dari pada
bergantung pada kekuatan dari luar. Kekuatan dan kewenangan bertujuan
untuk melegitimasi kepemimpinan dan seharusnya tidak untuk menciptakan
ketakutan. Peningkatan diri dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap
sangat dibutuhkan untuk menciptakan seorang pemimpin yang berpinsip
karena seorang pemimpin seharusnya tidak hanya cerdas secara
intelektual, tetapi juga cerdas emosional dan spiritual (IQ, EQ dan SQ).
11 Tipe Kepemimpinan :
1. Adaptif
Dalam keadaan normal, mungkin saja tidak akan ada jawaban yang mudah,
tapi setidaknya akan ada sebuah jawaban. Di saat krisis dan terjadi
perubahan di mana-mana, seorang pemimpin harus dapat menyesuaikan diri
dengan perubahan tersebut dalam menjalankan bisnisnya. Seorang pemimpin
yang adaptif dapat menyesuaikan diri dan perusahaan dengan keadaan yang
dinamis, menyesuaikan nilai mereka dengan perubahan ya g terjadi, dan
membantu bawahan mereka untuk dapat ikut menyesuaikan diri dan mengenali
perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kepercayaan bawahan tersebut
kepada mereka. Contoh pemimpin adaptif yang dapat Anda lihat adalah Sam
Palmisano dari IBM, dan Ford’s Alan Mulally.
2. Kecerdasan emosional
Seorang psikolog Daniel Goleman mengkorelasikan kepemimpinan yang
sukses dengan kesadaran akan perasaan diri sendiri dan perasaan orang
lain. Pemimpin yang memiliki kecerdasan emosional sangat bisa mengatur
diri mereka sendiri dan hubungan mereka dengan orang lain, dan mereka
juga seringkali merupakan orang yang sangat hebat dalam mempengaruhi
(dalam arti yang baik). Semua orang dapat berlatih dan belajar untuk
bisa cerdas secara emosional.
3. Karismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik dapat mempengaruhi orang lain untuk
melewati kepemimpinan bersama dirinya. Sembilan puluh tahun yang lalu,
sosiologis Max Weber menggambarkan otoritas kharismatik berasal dari
karakter yang luar biasa, pejuang, dan kesucian. Dewasa ini, kharismatik
lebih berhubungan dengan personality seseorang dan tampaknya susah
untuk diajarkan. Seorang pemimpin yang kharismatik dapat menjadi
motifator yang hebat dan seringkali membawa kesuksesan yang luar biasa
bagi perusahaannya. Contoh pemimpin yang kharismatik adalah Theodore
Roosevelt.
4. Authentic
Authenticity, seperti halnya passion, adalah sebuah kata yang sering
digunakan. Tapi kata ini tetap masih terdengar fresh ketika mantan CEO
dari Medtronic, Bill George menggunakan kata ini untuk menggambarkan
pemimpin dengan integritas dan karakter. Itu di tahun 2003, dua tahun
setelah runtuhnya Enron dan delapan tahun sebelum Medtronic, dibawah CEO
yang lain, membayar lebih dari dua puluh tiga juta dollar untuk
mengatur klaim untuk membayar kesalahan mereka. Hal ini menunjukan,
seorang pemimipin yang memiliki keaslian, seperti James Goodnight dari
perusahaan software raksasa SAS merupakan seorang bintang dari keteguhan
dan disiplin.
5. “Level 5 leader”
Seperti yang digambarkan seorang pebisnis hebat Jim Collins, pemimpin
level 5 mengejar tujuan dengan kegigihan seperti seekor singa dan
kerendahan hati seperti seekor domba. Orang seperti ini sangat sulit
dicari. Pemimpin seperti ini adalah pemimpin yang murah hati,
bertanggung jawab, dan meletakkan kepentingan organisasi di atas
kepentingan pribadi. Meskipun banyak entrepreneur yang dikatakan
merupakan pemimpin level 5, yang perlu dilihat apakah mereka bisa
menekan ego mereka sendiri dalam menjalankan perusahaan atau tidak.
6. Mindful leader
Terlalu banyak pemimpin yang menjalani kepemimpinan mereka
berdasarkan pada asumsi lama dan aturan-aturan yang tidak praktis. Jika
pemimpin tersebut memberikan perhatian pada lingkungan mereka,
memperhatikan, menganalisa dan yang paling penting, mendengarkan orang
lain, maka mereka akan menanyakan pertanyaan yang lebih pintar, dapat
mendeteksi perubahan yang terjadi, dan dapat menjadi pelajar yang lebih
baik. Kesadararan ini akan lebih mudah dilakukan oleh para pemimpin
muda, yang belum tercemar oleh pemikiran-pemikiran lama dan
kebiasaan-kebiasaan lama. Tapi perusahaan raksasa juga seringkali
melahirkan pemimpin-pemimpin yang mindful.
7. Narsisme
Diluar para pemimpin yang hebat, terdapat juga beberapa pemimpin yang
tidak patut dicontoh. Beberapa diantaranya adalah pemimpin yang terlalu
mencintai dirinya sendiri, atau yang biasa kita kenal dengan nama
pemimpin yang narsis. Pemimpin yang narsis tidak mendengarkan orang
lain, tidak ingin belajar, tidak ingin mengajar, dan tidak suka jika ada
pendapat yang berbeda dari pendapat mereka. Tapi tidak semua pemimpin
yang narsis itu buruk. Psikoanalisis Michael Maccoby menggambarkan satu
tipe narsis yang tidak terlalu buruk. Contoh pemimpin seperti ini adalah
Bill Gates dan Andy Grove. Mereka adalah pemimpin yang visionaris, dan
mampu membawa orang-orang mengikuti visi yang mereka buat. Tipe pemimpin
seperti ini ternyata memiliki pendamping yang mampu menutupi kekurangan
mereka, dan tetap menjaga mereka utnuk rendah hati.
8. ”No-excuse” leadership
Kemiliteran tampaknya merupakan suatu tempat yang memiliki
pembelajaran kepemimpinan yang tinggi dan tidak pernah berakhir.
Kepemimpinan yang “no-excuse” merupakan tipe kepemimpinan yang biasanya
terdapat di dunia militer. Tipe kepemimpinan ini akan mampu membuat
keputusan dengan cepat, bersikap tegas dan keras, dan menunjukan mental
yang kuat. Ini merupakan suatu kebetulan ketika penelitian di tahun 2006
menunjukan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh mantan militer
mengungguli S&P 500, dan pemimpin tersebut bertahan lebih lama dalam
pekerjaan mereka. Contoh pemimpin ini adalah Frederick Smith, mantan
angkatan laut yang menjalankan FedEx selama lebih dari 40 tahun.
9. Menular
Richard Boyatzis dan Annie McKee menyebutkan bahwa emosi itu menular:
Moral seseorang dapat naik dan turun sesuai dengan mood dari sang
pemimpin. Pemimpin yang positif dan bersemangat dapat menularkan hal itu
kepada bawahan mereka dan menularkan antusiasme yang positif dalam
perusahaan. Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa Anda harus
dengan cermat menghitung dan merancang perusahaan Anda, dan seberapa
banyak hal itu akan mempengaruhi kehidupan pribadi Anda. Seorang
pemimpin harus mampu memisahkan permasalahan pribadi dari kehidupan
profesional mereka.
10. Melayani
Pemimpin tipe ini adalah pemimpin yang bersedia untuk melayani
bawahannya, tidak tertutup pada batasan jabatan. Pemimpin tipe ini akan
bersedia untuk pertama kali melayani, dan bersedia menjadi contoh agar
bawahan mereka dapat bekerja dengan lebih baik. Tipe-tipe pemimpin ini
adalah mereka yang memiliki empati yang besar, peduli, dan mau
menyembuhkan.
11. Storyteller
Seorang pemimpin harus mampu bercerita: tentang dirinya sendiri,
tentang perusahaan, tentang apa yang dilakukan pegawai mereka, dan
tentang apa yang akan dilakukan mereka di masa depan. Menceritakan
cerita membangkitkan emosi yang tidak dapat dibantah siapapun juga.
Tidak heran, jika tipe pemimpin seperti ini banyak terdapat dan cocok
untuk para entrepreneur, karena para entreprenur membangun sendiri
cerita mereka, dan merekalah yang benar-benar mengerti cerita mereka.
Teori - Teori Kepemimpinan :
1. Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
Analisis ilmiah tentang kepemimpinan beerangkat dari pemusatan perhatian
pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani
Kuno dan
Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan , bukannya
diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan “the greatma theory”
Dalam perkemabangannya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku
pemikir psikologi yang berpandangan bahwaa sifat – sifat kepemimpinan
tidak
seluruhnya dilahirkan, akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan
dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain ; sifat fisik, mental dan
kepribadian
2. Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecenderungan kea rah dua hal :
Pertama yang disebut Konsiderasi yaitu kecenderungan pemimpin yangØ
menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada
dalam hal ini seperti: membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan
dan bersedia bekonsultasi dengan bawahan.
Kedua disebut struksur inisiasi yaitu kecenderungan seorang pemimpinØ
yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat,
bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana
pekerjaan dilakukan, dan hasil apa yang akan dicapai.
Jadi berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana
seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan
terhadap hasil yang tinggi juga.
Kemudian juga timbul teori kepemimpinan situasi dimana seorang pemimpin
harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat
fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
3. Teori kontingensi
Mulai berkembang th 1962, teori ini menyatakan bahwa tidak ada satu
sistem manajemen yang optimum, sistem tergantung pada tingkat perubahan
lingkungannya. Sistem ini disebut sistem organik (sebagai lawan sistem
mekanistik), pada sistem ini mempunyai beberapa ciri:
¯ Substansinya adalah manusia bukan tugas.
¯ Kurang menekankan hirarki
¯ Struktur saling berhubungan, fleksibel, dalam bentuk kelompok
¯ Kebersamaan dalam nilai, kepercayaan dan norma
¯ Pengendalian diri sendiri, penyesuaian bersama
4. Teori Behavioristik
Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu
hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek
mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan,
bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Pendekatan ini
menekankan bahwa manajemen yang efektif bila ada pemahaman tentang
pekerja – lebih berorientasi pada manusia sebagai pelaku.
Beberapa tokohnya, antara lain:
a. Maslow
Individu mempunyai 5 kebutuhan dasar yaitu physical needs, security
needs, social needs, esteem needs, self actualization needs. Kebutuhan
tersebut akan menimbulkan suatu keinginan untuk memenuhinya. Organisasi
perlu mengenali kebutuhan tersebut dan berusaha memenuhinya agar timbul
kepuasan.
b. Douglas Mc Gregor (1906-1964)
Teori X dan teori Y
Teori X melihat karyawan dari segi pessimistik, manajer hanya mengubah
kondisi kerja dan mengektifkan penggunaan rewards & punishment untuk
meningkatkan produktivitas karyawan. Teori Y melihat karyawan dari segi
optimistik, manajer perlu melakukan pendekatan humanistik kepada
karyawan, menantang karyawan untuk berprestasi, mendorong pertumbuhan
pribadi, mendorong kinerja.
5. Teori Humanistik
Teori ini lebih menekankan pada prinsip kemanusiaan. Teori humanistic
biasanya dicirikan dengan adanya suasana saling menghargai dan adanya
kebebasan. Teori Humanistik dengan para pelopor Argryris, Blake dan
Mouton, Rensis Likert, dan Douglas McGregor. Teori ini secara umum
berpendapat, secara alamiah manusia merupakan “motivated organism”.
Organisasi memiliki struktur dan sistem kontrol tertentu. Fungsi dari
kepemimpinan adalah memodifikasi organisasi agar individu bebas untuk
merealisasikan potensi motivasinya didalam memenuhi kebutuhannya dan
pada waktu yang sama sejalan dengan arah tujuan kelompok. Apabila
dicermati, didalam Teori Humanistik, terdapat tiga variabel pokok,
yaitu; (1), kepemimpinan yang sesuai dan memperhatikan hati nurani
anggota dengan segenap harapan, kebutuhan, dan kemampuan-nya, (2),
organisasi yang disusun dengan baik agar tetap relevan dengan
kepentingan anggota disamping kepentingan organisasi secara keseluruhan,
dan (3), interaksi yang akrab dan harmonis antara pimpinan dengan
anggota untuk menggalang persatuan dan kesatuan serta hidup damai
bersama-sama. Blanchard, Zigarmi, dan Drea bahkan menyatakan,
kepemimpinan bukanlah sesuatu yang Anda lakukan terhadap orang lain,
melainkan sesuatu yang Anda lakukan bersama dengan orang lain (Blanchard
& Zigarmi, 2001).
Sumber :
- Deviton JA., 1995 The Interpersonal Communication Book, 7th Ed., Hunter College of TheCity University of New York.
- Greenberg J. & Baron RA., 1996 Behavior in Organizations: Understanding & Managing The Human Side of Work, Prentice Hall International Inc., p: 283 – 322.
- Muchlas M., 1998 Perilaku Organisasi, dengan Studi kasus Perumahsakitan, Program Pendidikan Pasca Sarjana Magister Manajemen Rumahsakit, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
- Nortcraft GB and Neale MA., 1990 Organizational Behavior: A Management Challenge, The Dryden Press, Rinehart & Winston Inc.
- Robbins S., 1996 Organizational Behavior: Concepts, Controversies, and Applications., San Diego State Uniersity, Prentice Hall International Inc.
- Robbins S., 1996 Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi dan Aplikasi, San Diego State University, diterbitkan oleh PT Prenhalinddo, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar